Kejadian 1 : 27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu9[/kitab]; [kitab]Wahyu15[/kitab]; [kitab]Nehem10-11[/kitab]
“Apakah
kita sudah sampai?”rengekku kepada suamiku Jim. Sementara dia sudah berada di
depanku, mendorongku untuk terus maju. Itulah yang saya lakukan saat eksplorasi
pertama kami ke Gunung Pinnacle di Arkansas, yang merupakan perbukitan yang dijadikan spot mendaki.
Saat itu
hari begitu indah, dan Jim terus mendorong saya untuk maju. Tiba di puncak bukit,
kami melihat bermil-mil hamparan hutan dan pegunungan. Itu adalah pemandangan indah
dan harga mahal dari kerja keras pendakian kami. Kami juga bisa melihat sebagian
kecil alam ciptaan Tuhan itu. Saya bahkan tercengang-cengang menyaksikan luar
biasanya karya ciptaan Tuhan itu. Sembari duduk di tepi batuan, saya menarik nafas dalam-dalam menghirup hadirat Tuhan.
Tempat itu
benar-benar damai dan teduh sekali. Saya lalu mulai terusik dan pikiran saya mulai
mengembara. Saya merenungkan tentang betapa sia-sianya usaha saya untuk membuat
dampak bagi dunia ini. Yang bisa saya lakukan hanya menikah dan membesarkan dua
anak, seorang putra dan putri. Saya bukanlah ahli roket atau seorang wanita seperti
Bunda Teresa. Saya bukanlah wanita yang pertama menjelajah bulan, atau bahkan bukan seorang penemu. Apakah yang saya lakukan sudah cukup?
Lalu saya tersadar
bahwa Tuhan alam semesta, pribadi yang menciptakan pelangi dan membuat cahaya prisma,
Dia juga pribadi yang menciptakan manusia pertama Adam dan Hawa. Dia menghabiskan
waktu bersama mereka di taman ciptaan-Nya, berjalan dengan mereka dan menjelaskan
pola bintang. Tak ada dari ciptaan-Nya yang menuntut lebih banyak waktu atau perhatian.
Sebuah gambaran
yang indah dilukiskan dalam Kejadian ketika Allah menciptakan manusia. Katanya,
“Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1 : 27) Hal itu tak hanya dipikirkan
baik, tapi Dia juga membuatnya dengan sangat spesifik. “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.” (Kejadian 1: 31)
Jadi jika Tuhan
berpikir menjadi orangtua adalah hal yang paling penting untuk Dia lakukan, kenapa
kita tidak? Tuhan beserta kita di setiap langkah dan jalan, yang mendorong kita
untuk mendaki puncak seperti yang dilakukan orangtua kita; membantu kita setiap
hari secara biologis. Saat kita sudah selesai, kita akan melihat sesuatu yang begitu
indah. Bukan hanya melihat hal ini secara dekat, tetapi dampak yang kita buat juga akan sampai kepada anak cucu kita dan keturunannya kelak.
Tuhan berperan sebagai orangtua yang senantiasa ada
bagi ciptaan-Nya